Liputan6.com, Washington DC: Demonstrasi yang berbuntut kerusuhan berdarah di Libya, mengundang perhatian Amerika Serikat. Pemerintah Gedung Putih pun mendesak pihak berwenang Libya segera menghentikan penggunaan senjata mematikan terhadap para demonstran anti-pemerintah. Demikian seperti dilansir situs NHK, Senin (21/2).
Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dirilis kemarin, Asisten Menteri Luar Negeri AS Philip Crowley mengatakan pemerintahnya telah menerima laporan yang dapat dipercaya mengenai ratusan orang yang tewas dan terluka dalam kerusuhan antara demonstran dan pasukan keamanan. AS sangat prihatin dengan situasi tersebut, meskipun masih bekerja untuk memastikan fakta-fakta [baca: Korban Tewas Kerusuhan Libya Sedikitnya 170 Orang].
Crowley juga menyampaikan bahwa negaranya telah mengajukan keberatan yang kuat dengan para pejabat Libya tentang penggunaan senjata mematikan untuk melawan para demonstran damai. Ironisnya, pemerintah Libya sebelumnya pernah menyatakan komitmen untuk menjunjung tinggi hak warga sipil untuk menggelar aksi protes damai.(JAY/ANS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar